Rabu, 16 Maret 2011

PENYEBAB KELAHIRAN BAYI PREMATUR DAN CARA PENANGULANGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR

PENYEBAB KELAHIRAN BAYI PREMATUR DAN CARA PENANGULANGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR








OLEH :
L I S A
HN 04.07.048
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2010


DIREVISI

OLEH :

·    MAULIDYA SYUKUR
086231
·    INDAH ARISA
086188


SMA NEGERI 12 MAKASSAR


LEMBAR PENGESAHAN

                 PENYEBAB KELAHIRAN BAYI PREMATUR DAN CARA PENANGULANGAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR


DI SUSUN OLEH   :
L I S A
HN 04.07.048
KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR

DI REVISI OLEH :

NAMA            : MAULIDYA SYUKUR           NAMA          : INDAH ARISA
KELAS          : XII IPA 3                                   KELAS        : XII IPA 3
NIS                 :086231                                      NIS               : 086188


Makassar,25 Februari 2011

           Mengetahui                                                                  Mengesahkan
 Kepala Sekolah                                                          Guru mata pelajaran



   Drs.Abbas Pandi,M.A                                                    Dra. Herlina Sulaiman
NIP. 19512311980331231                                         NIP. 196210181986032012

KATA PENGANTAR
                                                                                                  
            Puji syukur kehadirat  Allah SWT karena berkat anugrah dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya, yang berjudul “ Penyebab kelahiran bayi premature dan cara penangulangan kelahiran bayi premature
Penulis menyadarai dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritikan yang sifatnya membangun guna penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.Herlina Sulaiman selaku Guru Pembimbing yang senantiasa meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan.
Akhirnya semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga Tuhan  Yang Maha Kuasa memberikan berkat, hikmat dan petunjuk dalam pemanfaatan karya tulis ilmiah ini. Amin.

                                                                                  Makassar, 9 Agustus 2010

                                                                           P e n u l i s



DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................................       i
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................       ii
KATA PENGANTAR...............................................................................................      iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................      v
BAB    I.       PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.    Latar Belakang .............................................................................      1
B.    Ruang Lingkup Penulisan ............................................................      3
C.    Tujuan Penulisan...........................................................................      3
1.    Tujuan Umum .........................................................................      3
2.    Tujuan Khusus ........................................................................      3
D.    Manfaat Penelitian .......................................................................      4
E.    Metode Penulisan.........................................................................      5
F.     Sistematika Penulisan...................................................................      7
BAB   II.       TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 10
A.    Tinjauan Umum Tentang Bayi Prematur......................................    10
1.    Definisi...............................................................   10
2.    Faktor Penyebab................................................   10
3.    Klasifikasi..........................................................   12
4.    Gambaran Klinis................................................   13
5.    Prognosis...........................................................   14
6.    Komplikasi..........................................................   15
7.    Perawatan..........................................................   16
BAB  III.        METODOLOGI PENELITIAN...........................................................    18
A.  Populasi………………………………………………...... 18
B.  Sampel………………………….. ……….………...........   18
C.  Waktu……………………………..................................   18
D.  Tempat……………………..........................................   18
E.  Variabel……………...................................................   18
BAB IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................    19
BAB V          PENUTUP..........................................................................................    31
A.    Kesimpulan...................................................................................    31      
B.    Saran ............................................................................................    32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Usia kehamilan merupakan salah satu indikator penting bagi kelangsungan hidup janin dan kualitas hidupnya. Umumnya kehamilan disebut cukup bulan bila berlangsung antara 37- 41 minggu dihitung dari hari pertama siklus haid terakhir pada siklus 28 hari. Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum janin genap berusia 37 minggu.(Wijayanegara, 2009, hal 1)
Persalinan prematur merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatkan kematian perinatal sebesar 65%-75%, umumnya berkaitan dengan berat lahir rendah (Nugroho, 2010, hal 115)
Bayi prematur cenderung bermasalah, akibat dari kurangnya masa gestasi dimana dapat menyebabkan ketidakmatangan pada semua sistem organ, misalnya pada sistem pernapasan (organ paru-paru), sistem peredaran darah (jantung), sistem pencernaan dan sistem saraf pusat (otak).Ketidakmatangan pada sistem-sistem organ itulah yang membuat bayi prematur cenderung mengalami kelainan-kelainan dibanding bayi normal (Wijayanegara, 2009, hal 1).
Menurut Word Health organization (WHO) setiap tahun di seluruh dunia terdapat sekitar 130 juta kelahiran.Satu dari 10 kelahiran tersebut adalah prematur, dan sebagian besar terjadi di negara-negara miskin di mana harapan hidup rendah, dan perekonomian yang rendah (Reutres, 2010, google.com).
Bayi prematur adalah bayi yang lahir di bawah dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2.500 gram. Salah satu faktor penyebabnya adalah usia ibu yang sangat muda, dimana sebagian besar organ-organ reproduksi ibu belum matang seluruhnya. Salah satu penangan yang dapat dilakukan adalah perawatan metode kangguru (PMK) (Wijayanegara, 2009, hal 3).
Di Asia tenggara, menurut WHO memperkirakan dari jumlah kelahiran 4,4 juta bayi, terdapat 400 ribu ( 9,1%) yang lahir secara prematur. (Doroles, 2009)
Di Indonesia, menurut Dinkes RI angka kematian bayi (AKB) sebesar  269 (26,9%) per 1000 kelahiran (Wijaningsih, 2009, google.com).
Dari Profil Sulawesi Selatan tahun 2009 angka kematian bayi (AKB) sebesar 764 (0,5%) dari angka kelahiran 150.439 bayi. Dan jumlah bayi dengan prematur mengalami peningkatan menjadi 2.040 (1,36 %) dari 149.960 total jumlah bayi lahir dan yang ditangani sebanyak 2.025 (99,26%).
Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik  RSUD Syekh Yusuf Gowa tahun 2009 menunjukkan angka kelahiran sebesar 1936 bayi, dari data tersebut terdapat 110 bayi ( 5,7 %) yang lahir prematur. Dan AKB sebasar 134 (6,8 %).
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dalam karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi “D” dengan prematur di RSUD Syekh Yusuf Gowa”
B.   Rumusan masalah
1.      Factor apa yang menyebabkan kelahiran bayi premature ?
2.      Bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi kelahiran bayi premature ?
3.      Bagaimana cara perawatan bayi yang lahir premature ?
C.   Tujuan Penulisan
1.    Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Bayi “D” Dengan Prematur di RSUD Syekh Yusuf Gowa yang dilaksanakan pada tanggal 20-22 Juli 2010 Dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan bidan.

2.    Tujuan Khusus
a.    Melaksanakan identifikasi data dasar pada bayi “D” dengan prematur
b.    Mengidentifikasi diagnosa/ masalah actual pada bayi  “D” dengan prematur
c.    Mengantifikasi diagnosa/ masalah potensial pada bayi  “D” dengan prematur
d.    Melaksanakan tindakan segera/ kolaborasi pada bayi  “D” dengan prematur
e.    Merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi  “D” dengan prematur
f.     Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada bayi  “D” dengan prematur
g.    Mengevaluasi asuhan kebidanan pada bayi  “D” dengan prematur
h.    Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada bayi  “D” dengan prematur
D.   Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan pada kasus tersebut diatas adalah:
1.    Manfaat praktis
            Sebagai salah satu persyaratandalam menyelesaikan ujian akhir dan penerapan yang telah didapatkan pada jenjang pendidikan Diploma III Kebidanan STIKES Nani Hasanuddin Makassar.
2.    Manfaat ilmiah
            Melaksanakan asuhan kebidanan khususnya penerapan proses manajemen asuhan kebidanan pada bayi dengan masalah prematur.



3.    Manfaat bagi institusi
            Menambah wawasan dan pengetahuan untuk penulisan karya tulis ilmiah.
4.    Manfaat bagi penulis
            Merupakan pengalaman yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan dalam merevisi suatu karya tulis ilmiah
E.   Metode Penulisan
Metode yang di gunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini secara sistimatis meliputi:
1.    Studi kepustakaan
Penulis membaca dan mempelajari buku atau literatur yang berkaitan dengan masalah yang diangkat sebagai dasar teori yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
2.    Studi kasus
Melaksanakan studi kasus pada bayi “D” dengan prematur menggunakan pendekatan pemecahan masalah melalui asuhan kebidanan meliputi 7 langkah varney yaitu: melaksanakan identifikasi data dasar, merumuskan masalah aktual, merumuskan diagnosa masalah potensial, perencanaan tindakan, implementasi, evaluasi dan pendokumentasian.Untuk memperoleh data yang akurat penulis menggunakan teknik:
a.    Anamnese
Penulisan melakukan tanyajawab dengan orang tua bayi dan keluarga guna memperoleh informasi yang dibutuhkan.
b.    Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik di lakukan secara sistimatis yang dimulai dari kepala sampai kaki yang meliputi: pemeriksaan secara inspeksi, auskultasi, mengukur tanda-tanda vital, dan menimbang berat badan dan panjang badan bayi.
c.    Pemeriksaan psiko-sosial
Pengkajian psiko-sosial meliputi pengkajian status emosional, respon terhadap masalah yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga dan petugas kesehatan yang mendukung proses penyembuhan.
d.    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium dan diagnostik lainnya.
3.    Studi Dokumentasi
Membaca dan memepelajari status kesehatan bayi/klien yang berhubungan dengan bayi prematur yang bersumber dari bidan dan perawat dan hasil pemeriksaan penunjang lainnya yang dapat memberi kontribusi dalam menyelesaikan tulisan ini.


4.    Diskusi
Penulis melakukan tanyajawab dengan dokter atau bidan yang menangani langsung bayi tersebut serta berdiskusi dengan dosen pembimbingkarya tulis ilmiah ini.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.   Tinjauan Umum tentang Bayi Perematur 
1.    Definisi
a.    Bayi prematur adalah bayi yang lahir di bawah dari 37 minggu atau berat bayi kurang dari 2.500 gram (Manuaba, 2008, hal 184).
b.    Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang dari 37 minggu lengkap (Budjang, 2006, hal 771).
c.    Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2.500 gram (Nugroho, 2010, hal 115).
d.    Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi antara kehamilan 20 minggu sampai dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu (Wijayanegara, 2009, hal 3)
2.    Faktor penyebabpersalinan prematur
a.    Idopatik
Apabila penyebabnya tidak diketahui.
b.    Latrogenik
1)    Keadaan ibu adalah : Preeklamsia, Eklamsia, Perdarahan antepartum, Korioamnionitis, Penyakit jantung yang berat atau penyakit paru/ginjal yang berat.
2)    Keadaan janin adalah : Gawat janin, Infeksi intrauterine, Pertumbuhan janin terlambat, simpul tali pusat pada kembar monokronik.
c.    Faktor sosial-demografik
1)    Faktor psiko-sosial, adalah kecemasan, depresi, keberadaan stress, respon emosional, supportsosial, pekerjaan, prilaku, aktivitas seksual, dan keinginan untuk hamil.
2)    Faktor demografi, adalah usia ibu, statusmarital, kondisi sosial-ekonomi.
d.    Faktor maternal
1)    Inkompetenserviks
2)    Riwayat reproduksi
3)    Kehamilan multipel
4)    Program bayi tabung
5)    Kelainan uterus
6)    Hipertensi dalam kehamilan
7)    Penyakit medis dan keadaan kehamilan

e.    Faktor plasenta
1)    Abrupsio plasenta
2)    Plasenta previa
3)     Korioamnionitis
4)    Arteri umbilikalis tunggal
5)    Insersi tali pusat yang tidak normal
f.     Infeksi
1)    Infeksi genitalia
2)    Infeksi intrauterine
3)    Infeksi ekstrauterin(Krisnadi,2009, hal 43).

3.        Klasifikasi bayi prematur
         Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam problematika pada derajat prematuritas maka bayi prematur digolongkan dalam tiga kelompok yaitu:
a.        Bayi yang sangat prematur (extremely premature), yaitu umur kehamilan 20-27 minggu. Bayi dengan masa gestasi 20-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa gestasi 20-27 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat intensif (perawatan yang sangat terlatih dan menggunakan alat-alat yang canggih) agar dicapai hasil yang maksimal.
b.        Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature),yaitu umur kehamilan 28-32 minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan pertama dan gejala sisa dihadapinya di kemudian hari juga lebih ringan, agar pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul intensif.
c.        Borderline prematur: masa gestasi 32-36(Wijayanegara, 2009, hal 5).

4.        Gambaran klinis bayi prematur
         Gambaran bayi prematur atau penampilan yang tampak sangat bervariasi tergantung dari umur kehamilan saat bayi dilahirkan.Makin prematur atau makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan maka makin besar pula perbedaannya dengan bayi cukup bulan. Sehingga dapat digambarkan bayi prematurmempunyai karakteristik:
a.        Berat badan kurang dari 2.500 gram
b.        Panjang badan kurang dari 45 cm
c.        Lingkar kepala kurang dari 33 cm
d.        Lingkar dada  kurang dari 30 cm
e.        Kepala relatif lebih besar dari badannya
f.         Sering tampak peristaltik usus
g.        Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
h.        Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
i.          Tangisnya lebih lemah dan jarang
j.          Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang, testis belum turun ke dalam skorum
k.        Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum menutupi labia mayora
l.          Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks isap, menelan, dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah
m.       Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang (Budjang,2006, hal 777).

5.        Prognosis bayi prematur
Prognosis bayi prematur tergantung dari berat ringannya. Masalah perinatal misalnya masa gestasi (makin muda gestasi/ makin rendah berat bayi makin tinggi angka kematian), asfiksia/iskemia otak, sindrom gangguan pernapasan, perdarahan intraventrikuler, infeksi, gangguan metabolik (asidosis hipoglikemia, hiperbilirubinia). Prognosis juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua, dan perawatan pada masa kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu lingkungan resusitasi, makanan, mencegah infeksi, mengatasi gangguan pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinia, hipoglikemia)(Budjang, 2006, hal 783).
6.        Komplikasi bayi prematur
a)        Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera menangis secara spontan dan teratur stelah lahir(Aminullah,2006, hal 709).
b)        Hipotermia
Hipotermiaadalah peristiwa kehilangan panas yang terjadi bila suhu tubuh bayi turun di bawah suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5oC - 37oC (suhu aksila).Gejala hipotermia apabila suhu < 36 oC atau kedua kaki dan tangan teraba dingin.Hipotermia menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan terjadinya metabolik anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia dapat berlanjut dengan kematian (Prawirohardjo, 2006, hal 373).
c)        Infeksi
Bayi prematur mudah sekali diserang infeksi.Ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang, relatifbelum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik(Budjang, 2006, hal 780).
7.        Perawatan bayi prematur
a.        Perawatan di rumah sakit
1)        Dirawat di inkubator
Inkubator berfungsi menjaga suhu bayi supaya tetap stabil. Akibat sistem pengaturan suhu tubuh bayi prematur yangbelum sempurna, maka suhunya bisa naik atau turun secara drastis(Nakita, google.com).
b.          Perawatan di rumah
1)          Pemberian ASI sesuai dengan kebutuhan bayi
2)          Perawatan metode kangguru
a)          Metode kangguru adalah sebuah metode perawatan bayi baru lahir dengan cara meletakkan bayi didada ibu (skin to skin ) untuk menyalurkan kehangatan pada si bayi.
b)          Keuntungan metode kangguru
1.          Meningkatkan hubungan emosional ibu dan anak
2.          Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernapasan bayi
3.                Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
4.          Mengurangi stres pada ibu dan bayi
5.          Mengurangi lama menangis pada bayi
6.          Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
7.          Meningkatkan produksi ASI
8.          Menurunkan risiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit
9.          Mempersingkat masa rawat di rumah sakit
c)          Kriteria bayi untuk metode kangguru
1.          Bayi dengan berat badan ≤ 2000 g
2.          Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai
3.          Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik
4.          Perkembangan selama di inkubator baik
5.          Kesiapan dan keikutsertaan orang tua sangat mendukung dalam keberhasilan

d)           Cara melakukan metode kangguru
1.          Beri bayi pakaian, topi, popok, dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu
2.          Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak.
3.          Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, dan bayi diletakkan di antara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
4.          Bila baju tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakanan handuk atau kain lebar yang elastis atau kantung yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. Ibu dapat beraktivitas bebas, dapat bebas bergerak duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.
5.          Bila ibu perlu istirahat, dapat digantikan oleh ayah atau orang lain.
6.          Dalam pelaksanaanya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI, dan kebersihan ibu dan bayi.
7.          Walau berdiri, duduk, jalan, makan, dan aktivitas lainnya. Pada waktu tidur, posisi ibu setengah

e)            Jaga suhu tubuhnya
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang belum stabil.Oleh karenanya orang tua harus mengusahakan supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi.Langkah yang bisa ditempuh dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin. Begitu juga saat memandikannya, jaga jangan sampai air yang digunakan untuk memandikannya terlalu panas atau terlalu dingin sehingga akan mempengaruhi suhu tubuhnya.
f)           Pastikan semua pakaian bayi bersih.
g)          Perhatikan kebiasaan BAK dan BAB.
h)         Berikan stimulasi yang khusus, misalnya menimang, menggendong, dan sebagainya. Tunjukkan perbedaan warna gelap danterang dan berwarna cerah, serta ekspresi wajah ayah dan ibu.
     Pada bayi dengan diatas 1500 gram dapat dimulai dengan 3 ml/Kg setiap 2 jam dan setiap kali bayi akan diberi minum, cairan lambung harus dikeluarkan pemberian minum berikutnya dapat ditambah 1 ml-20 ml setiap kali minum. Berikutnya mungkin dapat diberi minum setiap 3 jam. Bila cairan lambung yang dihisap lebih dari 2 ml maka jumlah susu yang akan diberikan harus dikurangi dengan jumlah cairan yang dikeluarkan sebelumnya.
     Kegagalan pemberian penggantiASI dapat dilihat dari turunnya berat badan yang lebih dari 10% yang disebabkan oleh pencemaran kuman patogen atau susunan nutrisi yang tidak sesuai dengan kebutuhan bayi (Budjang, 2006, hal 262).



B.   Proses Manajemen Asuhan Kebidanan
1.            Pengertian manajemen asuhan kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (Salmah, 2006, hal 155).
2.            Tahapan manajemen kebidanan
                    Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi (Salmah dkk, 2006 : 155).
3.            Pendokumentasian asuhan kebidanan
Menurut Helen Varney, alur pikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah Varney. Untuk menghadapi apa yang akan dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis, didokumentasikan dalam bentuk SOAP yaitu :
a.            Data subyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnese sebagai langkah 1 Varney
b.            Data obyektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah 1 Varney.
c.            Assesment
Menggambarkan pendomentasian hasil analisis dan interpretasi data, subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
1.            Diagnosis/masalah
2.            Antisipasi diagnosis/masalah potensial
3.            Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter Konsultasi/kolaborasi dan sebagai langkah 2,3, dan 4 Varney.
d.            Planning/perencanaan
Menggambarkan pendokumentasian dan tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assesment sebagai langkah 5, 6, dan 7 langkah Varney (Salmah, 2006, hal 172).






Variabel control :
1.       Berat badan bayi
2.       Keadaan bayi
3.       Kelahiran Bayi
Variabel Terikat :
1.       Suhu badan
2.       Asupan gizi pada makanan

KERANGKA BERPIKIR
Hi : kelahiran bayi premature dapat lahir dengan tidak normal
HIPOTESIS

PENYEBAB KELAHIRAN BAYI PREMATURE DAN CARA PENANGULANGAN KELAHIRAN BAYI PREMATURE
Variabel Bebas :
1.       Incubator
2.       Pemberian asi


Ho : kelahiran bayi premature dapat lahir dengan normal



EKSPERIMEN

ANALISASI

PENGUMPULAN DATA



KESIMPULAN


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.POPULASI               :Ibu dan bayi kelahiran premature
B.SAMPEL                   :  Sampel yang digunakan adalah salah satu pasien lahir prematur di RSUD SYEKH YUSUF GOWA
C.WAKTU                 : Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2010 jam 14.00 WITA sampai dengan 17 Juli pukul 02.30 WITA.
D.TEMPAT                  : Penelitian ini bertempat di RSUD SYEKH YUSUF GOWA.
E.VARIABEL                : Dalam penelitian in terdapat 3 Variabel yang berpengaruh, yaitu :
-         Variabel Terikat         : - suhu badan
                                                                                      - Asupan gizi pada                                                                                                       makanan
-         Variabel Bebas           :  - incubator
                                             -pemberian ASI
-         Variabel Kontrol        : -Berat badan bayi
  -Keadaan bayi




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
            Pada bab ini akan dibahas tentang kesenjangan antara konsep dasar dan hasil tujuan kasus bayi “D” dengan prematur di RSUD Syekh Yusuf Gowa pada tanggal 20-22 Juli 2010.
            Untuk memudahkan pembahasan ini, maka penulis akan membahas berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari 7    ( tujuh ) langkah :
A.   Langkah I. Identifikasi Data Dasar
Dalam teori ditemukan bahwa identifikasi data dasar merupakan tahap awal dari proses manajemen kebidanan yang kegiatannya ditujukan untuk mengumpulkan data dan pemeriksaan fisik dan dikembangkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan terhadap klien (Salmah, 2006, hal 157)
Sesuai dengan konsep teori yang ada bahwa gambaran klinis pada bayi prematur adalah bayi dengan berat kurang dari 2.500 gram dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu,  panjang badan kurang dari 45 cm. Dari sebagian besar gambaran klinis tersebut terlihat pada bayi “D’ dengan berat badan lahir 1740 gram, panjang badan lahir 41 cm dan umur kehamilan 32 minggu 1 hari sehingga ditemukan tidak adanya perbedaan antara teori dengan kasus yang di dapatkan pada bayi “D”

B.   Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Berdasarkan data yang diperoleh, diagnosa/masalah aktual yang ada pada bayi “D” adalah bayi kurang bulan/kecil masa kehamilan/prematur, sesuai dengan konsep teori bahwa bayi kurang bulan (BKB) adalah bayi yang lahir sebelum umur kahamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2.500 gram adalah bayi prematur (Manuaba, 2008, hal 184).
Gangguan pemenuhan nutrisi berdasarkan teori menyatakan bahwa pada bayi prematur memiliki gangguan pada refleks isap, menelan dan batuk belum sempurna, diakibatkan kapasitas lambung masih sedikit dan daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Oleh karena itu, dalam pemberian nutrisi bayi dibantu dengan bantuan dan diberikan ASI dan susu formula. Dengan demikian tidak ada perbedaan antara teori dan kasus bayi “D”
C.   Langkah III. Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial
Adapun masalah potensial yang dapat penulis identifikasikan pada kasus ini adalah :
1.    Potensial terjadi hipotermia, berdasarkan teori bahwa bayi prematur mudah mengalami hipotermia karena pertumbuhan organ yang belum sempurna yang memungkinkan bayi mudah kehilangan panas dan mengalami hipotermia (Prawirohardjo, 2006, hal 373).
2.    Potensial terjadi gangguan pernapasan, berdasarkan teori bahwa bayi prematur rentan mengalami gangguan pernapasan karena jumlah surfaktan dalam paru-paru bayi belum lengkap sehingga alveoli paru-paru belum mengembang secara sempurna (Bobak, 2005, hal 895).
Potensial terjadi hipotermia dan gangguan pernapasan mengacu pada konsep dasar dan data yang ada dalam menegakkan masalah yang mungkin muncul pada klien bila tidak segera ditangani sehingga pada tahap ini ditemukan tidak adanya perbedaan antara teori dan masalah potensial yang diangkat pada kasus “D”
D.   Langkah IV. Tindakan Segera / Kolaborasi   
     Dalam sistem pelayanan asuhan kebidanan harus mempersiapkan suatu asuhan segera oleh bidan dan dokter dengan tindakan segera/kolaborasi berdasarkan kondisi dan suatu kesehatan klien.
Menurut teori dikatakan bahwa pada perawatan bayi prematur tindakan tetap dilaksanakan sesuai dengan rencana tetapi tindakan segera dapat dilakukan berdasarkan perkembangan kondisi bayi. Namun pada pelaksanaan perawatan tetap sesuai rencana dan tidak dilakukan tindakan segera/kolaborasi karena kondisi bayi yang tidak memerlukan tindakan tersebut, sehingga dapat kita lihat tidak adanya perbedaan antara pelaksanaan tindakan dengan seharusnya menurut  teori yang ada.
E.   Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
           Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada bayi prematur menurut teori yaitu melakukan perawatan dengan cara pengaturan suhu dalam inkubator, perawatan metode kangguru atau dengan cara membungkus bayi, pemberian nutrisi, dan perlindungan terhadap infeksi (Nakita, 2007, google.com)
     Rencana tindakan pada bayi “D” pada studi kasus tersebut yaitu merawat bayi dalam inkubator, perawatan metode kangguru, pemberian nutrisi yang teratur serta melakukan pencegahan infeksi pada bayi tersebut.Hal ini menandakan tidak adanya perbedaan antara teori dan kasus yang didapatkan.
F.    Langkah VI. Tindakan Asuhan Kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan serta efisien dan menjamin rasa aman klien, Bidan harus melakukan implementasi yang efisien dan akan mengurangi waktu perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan klien.
Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan bayi “D” menurut teori yaitu  melakukan pengan perawatan dengan cara pengaturan suhu dalam inkubator, perawatan metode kangguru atau dengan cara membungkus bayi, pemberian nutrisi, dan perlindungan terhadap infeksi (Nakita, 2007, google.com).
Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan bayi “ D”  pada studi kasus tersebut yaitu merawat bayi dalam inkubator, perawatan metode kangguru, pemberian nutrisi yang teratur secara teratur dan pencegahan infeksi pada bayi tersebut. Hal ini tidak adanya perbedaan antara teori dan kasus yang di dapatkan.
G.   Langkah VII. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses Manajemen Asuhan Kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada bayi dengan berpedoman pada masalah dan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Hasil evaluasi setelah tiga hari perawatan pada tanggal 20 s/d 22 Juli 2010 pada bayi“D” yang telah dilakukan. Pada teori tindakan yang dilakukan pada bayi prematur yaitu melakukan perawatan dengan cara pengaturan suhu inkubator, perawatan metode kangguru , pemberian nutrisi secara teratur dan pencegahan infeksi.
Pada kasus bayi “D” tindakan yang dilakukan dengan merawat bayi dalam inkubator, perawatan metode kangguru, dan pemberian nutrisi yang teratur maka diperoleh hasil yang kurang kurang baik karena adanya penurunan berat badan bayi 1700 gram, tanda-tanda vital dalam keadaan normal, ibu tetap melaksanakan anjuran yang dilakukan oleh tenaga kesehatan/bidan
Dari hasil evaluasi melalui tinjaun pustaka dengan asuhan kebidanan tidak adanya perbedaan antara teori dan kasus yang didapatkan bayi “D”.







-1
0
1
2
3
4
5
Kulit
Lengket, mudah terkelupas ,transparan
Mirip gelatin, merah, tembus cahaya
merah muda licin/halus tampak vena
Permukaan mengelupas, sedikit vena
Daerah pucat retak-retak, vena jarang
Seperti kertas, retak lebih dalam, tidak ada vena
Kasar, pecah-pecah kriput
Lanugo
Tidak ada
Jarang
Sangat banyak
Menipis
Menghil ang
Umumnya tidak ada

Lipatan platar
Tumit-jari kaki 40-50mm:-1
<40mm:-2
>50mm Tidak ada lipatan
Tanda merah sedikit
Hanya lipatan anterior
Lipatan 2/3
Anterior
Lipatan di seluruh lipatan

Payudara
Tidak terlihat
Sedikit terlihat
Areola datar, tidak ada tonjolan
Areola seperti titik, tonjolan 1-2 ,
Areola lebih jelas, tonjolan 3-4 mm
Areolah penuh, tonjolan 5-10 mm

Mata / Telinga
Kelopak mata tertutup tidak terlalu rapat : -1 rapat :-2
Kelopak mata terbuka; daun telinga datar, tetap terlipat
Daun telinga sedikit melengkung; lunak; rekoil lambat
Daun telinga melengkung sempurna, lunak, tetapi mudah recoil
Recoil cepat dan menetap, daun telinga sempurna dan keras
Kartilago tebal, telinga kaku

Kelamin laki-laki
Skrotum datar, licin
Skrotum kosong,  rugae kosong
Testis berada di kanalis atas, rugae jarang
Testis turun, sedikit rugae
Testis dibaeah, rugae bagus
Testis bergantung, rugae dalam

Kelamin perempuan
Klitoris menonjol, labia datar
Klitoris dan labia minora menonjol
Klitoris
 menonjol, labia minora membesar
Labia mayora dan minora sama- sama menonjol
Labia mayora besar, labia minora kecil
Klitoris dan labia minora di tutupi labia mayora


Tabel 3: Ciri kematangan fisik menurut Ballard
Sumber ; Varney, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, 2007, hal 920

Tabel 4. Kematangan Neuromuskular (Menurut Ballard)
Sumber: Varney, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, 2007, hal 920

Nilai
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
minggu
20
22
24
26
28
30
32
34
36
38
40
42
44

Tabel 5.Penilaian tingkat kematangan menurut Ballard.
Sumber :  Varney, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, 2007, hal 920
                                                 



Gambar 1: Kurva pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine dari Battaglia dan lubhenco.
Sumber : Sarwono, ilmu kebidanan, 2006, hal 774






Gambar 2. Proses manajemen kebidanan
Sumber : Salmah, Asuhan kebidanan antenatal, 2006, hal 156.

a.    Langkah I : Pengkajian dan analisa data dasar 
Pada langkah I dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
1)    Anamnese
a)    Biodata
b)    Riwayat menstruasi
c)    Riwayat kesehatan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
d)    Biopsiko, sosial, dan spiritual
e)    Pengetahuan klien
2)    Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital.
3)    Pemeriksaan khusus
a)    Inspeksi
b)    Palpasi
c)    Auskultasi
d)    Perkusi
4)    Pemeriksaan penunjang
a)    Laboratorium
b)    Catatan terbaru dan sebelumnya
b.    Langkah II : Mengidentifikasi diagnosa/masalah aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasikan oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.

c.    Langkah III : Mengantisipasi diagnosa/masalah potensial
Langkah III merupakan langkah dimana bidan melakukan identifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.Pada langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan waspada dan siap-siap mencegah diagnosis/masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi.
d.    Langkah IV : Tindakan segera/kaborasi
Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangai bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
e.    Langkah V : Rencana tidakan asuhan kebidanan
Pada langkah ini direncanakan asuhan menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi.Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.
f. Langkah VI : Pelaksanan tindakan asuhan kebidanan
Pada langkah ini dilakukan pelaksanaan asuhan secara langsung, secara efisien dan aman.Pada langkah VI ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke V dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri.Ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar- benar terlaksana).                 
g.        Langkah VII : Evaluasi dan asuhan kebidanan
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan pemenuhan kebutuhan akan bantuan yang benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa (Salmah, 2006, hal 157).












BAB V
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Setelah mempelajari tinjauan pustaka dan pengalaman langsung dari lahan praktek melalui studi kasus serta membandingkan antara teori dan praktek tentang kasus bayi prematur, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.    Prematur adalah bayi yang lahir  dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan kurang dari 2.500 gram. Dimana berat badannya sama dengan masa kehamilan.
2.    Dari identifikasi data dasar, ditegakkan diagnosa/masalah aktual yaitu prematur /masa gestasi 32 minggu 1 hari dengan masalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, potensial terjadinya hipotermia dan gangguan pernapasan.
3.    Penanganan prematur yaitu menimbang berat badan bayi, mempertahankan suhu tubuh dengan membungkus bayi di dalam inkubator, perawatan metode kangguru,  pemberian  ASI  ditambah dengan susu formula, mengobservasi tanda – tanda vital seperti suhu, pernafasan, frekuensi jantung.
4.    Persalinan prematur dapat
5.    dapat dicegah dengan melakukan pengawasan antenatal yang ketat khususnya pada ibu yang mengalami komplikasi selama kehamilannya, penanganan persalinan yang tepat dan penanganan perawatan bayi agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
6.    Pendokumentasian hasil asuhan yang dibuat yaitu dalam bentuk SOAP sebagai pertanggung jawaban terhadap asuhan yang diberikan.

B.   Saran
1.    Diharapkan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilannya sedini mungkin secara teratur minimal 4 kali selama kehamilan sehingga dapat ditemukan lebih dini apabila terdapat tanda-tanda atau komplikasi kehamilan, serta membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang sehingga kebutuhan ibu dan janin terpenuhi.
2.    Untuk dapat mencegah terjadinya  bayi prematur ini hendaknya diterapkan pengawasan dan penanganan pada ibu hamil yang lebih ketat utamanya yang beresiko tinggi dengan berpedoman pada standar pelayanan kebidanan yang berlaku.
Penerapan  manajemen asuhan kebidanan dalam memberikan pelayanan dimasyarakat perlu ditingkatkan, mengingat dengan penerapan manajemen asuhan kebidanan maka tingkat  kesakitan serta kematian bayi dapat ditekan seminimal mungkin melalui penemuan dan penanganan komplikasi secara dini.


                                                  DAFTAR PUSTAKA                     
Bobak dkk, 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi IV, Cetakan I, EGC. Jakarta.

Doroles, 2009, Masalah yang akan dihadapi bayi lahir prematur, http://www.bayumukti.com, diakses 23 april 2010

Krisnadi.R Sofie dkk, 2009, Prematuritas, Aditama, Bandung.

Manuaba I.B.G, 2008, Gawat Darurat, Obstetric Ginekologi dan Obstetric Ginekolosi Social untuk Profesi Bidan, Cetakan I, EGC. Jakarta.

Nakita, 2007,Merawat Bayi Prematur,http://www.halalguide.com, diakses 24 Februari 2007

Nugroho Taufan, 2010, Kasus Emergency Bidan, Nuna Medika, Yogyakarta

Oxorn Harry, 2010, Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan, Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta

Rekam medik, 2009, Jumlah Bayi Prematur di Tahun 2009, RSUD Syekh Yusuf Gowa

Reutres, 2010, Daftar negara dengan angka kematian bayihttp://en.wikipedia.org, diakses 23 Juni 2010

Salmah dkk, 2006, Asuhan Kebidanan Antenatal, EGC.Jakarta.

Sudarianto, 2009, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2009,   http://datinkessulsel.com, diakses 23 juli 2010.

Suriviana, 2005, Metode Kangguru Untuk Merawat Bayi Prematur, http://www.infoibu.com, diakses 12 Juni 2005

Syaifuddin A.B, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi I. Cetakan IV. YBP-SP. Jakarta.

Varney Helen, dkk, 2008, Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Volume 2 Edisi IV, Cetakan I, EGC. Jakarta











































































BIODATA PENULIS


IDENTITAS PENULIS
a.    Nama                                : Lisa
b.    Nim                                   : NH 04.07.048
c.    Tempat/tanggal lahir     : Kendari/29 April 1989
d.    Jenis kelamin                 : Perempuan
e.    Agama                              : Islam
f.     Suku/bangsa                  : Makassar/Indonesia
g.    Alamat                              : Perumahan dosen UNHAS Blok AG 16           















BIODATA PEREVISI
IDENTITAS PEREVISI
·         Nama                                           : Maulidya Syukur
·         Nis                                                : 086231
·         Tempat/tanggal lahir                  : Makassar/ 30  Agustus 1993
·         Jenis kelamin                             : Perempuan
·         Agama                                          : Islam
·         Suku/bangsa                              : Makassar/Indonesia
·         Alamat                                          : Jalan. Perumnas antang blok 3 no 15
·         Sekolah                                       : Sman 12 Makassar












BIODATA PEREVISI

IDENTITAS PEREVISI

•                 Nama                               : Indah Arisa
•                 Nis                                    : 086188
•                 Tempat/tanggal lahir     : Makassar/ 25  July1993
•                 Jenis kelamin                 : Perempuan
•                 Agama                             : Islam
•                 Suku/bangsa                  : Makassar/Indonesia
•                 Alamat                              : Btn antang jaya blok y no 4
•                 Sekolah                           : Sman 12 Makassar